Jembatan Ampera yang megah berwarnah merah gagah dan mempesona bagi siapa saja yang jalan melancong ke Palembang ini akan berdecak kagum ketika memandangnya. Tidak asyik jika ke Palembang tidak berhenti sejenak untuk menikmati kemegahan jembatan wong kito galo ini. 52 Tahun sudah sudah jembatan ini berdiri tegap di atas sungai Musi. Sebagai penghubung dari ilir ke ulu membuat jembatan ini tidak pernah sepi oleh kendaraan dan juga pejalan kaki.
Sejarah memberikan kenikmatan bagi pencinta sastra untuk menggoreskan cerita. sebagai salah satu jembatan yang mendapat persetujan oleh presiden Soekarno membuat jembatan nan elok ini menyimpan banyak cerita bersejarah. Betapa gagahnya jembatan ini sehingga namanyapun disandingkan dengan nama presiden yang pertama di Indonesia pada masa penjajahan yang sangat legendaris karena semnagatnya 45.
Sebagai salah
satu objek wisata di Palembang Jembatan Ampera selalu saja menawarkan
kecantikannnya di siang hari dan malam
hari. Warna-warni cahaya lampu menyinari di ata jembatan sampai saat ini.
Hingga ada pengunjung yang memanggilnya dengan nama jembatan Bosphorus karena dikelilingi
air dan dekat masjid yang bersejarah di Turki.
Kemegahan
jembatan Ampera yang super keren sempat membawa jembatan Ampera menjadi
jembatan yang TOP karena dulu kala jembatan ini mampu menganggkat penghubung
pertengahan saat kapal-kapal besar lewat dibawah jembatan. Dengan kecanggihanya yang mampu seperti robot
membuat jembatan ini mampu terngkat setinggi 44,50 meter.
Sangat
disayangkan sekarang jembatan ini hanya
mampu berpungsi sebagai lalulintas . Sejak 1970 kecanggihannya telah
terhapuskan. Para pelancong hanya mampu
merasakan sunrise dan sunset di tepi BKB Palembang tanpa harus melihat ia
berubaah layaknya monster raksasa. Para wisatawan yang melancong ke Palembang
saat ini hanya mampu mendengarkan
gemercik gelombang kecil yang keluar dari perpaduan antara air sunai yang
bertemu dengan para kapal amupun ketek. Semburat senja
menjemput wisatawan dengan tak bersahabat. Kemarau melanda penikmat Jembatan Ampera dengan rasa udara yang tercium
gerdang. Berjumpa dengan tumpukan sampah dan juga enceng gondok menjadi
pembuyar para penikamat senja.
0 komentar:
Posting Komentar