Senin, 24 November 2014

Potret Jembatan Ampera


Jembatan Ampera yang megah berwarnah merah gagah dan mempesona bagi siapa saja yang jalan melancong ke Palembang ini akan berdecak kagum ketika memandangnya. Tidak asyik jika ke Palembang tidak berhenti sejenak untuk menikmati kemegahan jembatan wong kito galo ini. 52 Tahun sudah sudah jembatan ini berdiri tegap di atas sungai Musi. Sebagai penghubung dari ilir ke ulu membuat jembatan ini tidak pernah sepi oleh kendaraan dan juga pejalan kaki.

Sejarah memberikan kenikmatan bagi pencinta sastra  untuk menggoreskan cerita. sebagai salah satu jembatan yang mendapat persetujan oleh presiden Soekarno membuat jembatan nan elok ini menyimpan banyak cerita bersejarah. Betapa gagahnya jembatan ini sehingga namanyapun disandingkan dengan nama presiden yang pertama di Indonesia pada masa penjajahan yang sangat legendaris karena semnagatnya 45.
Sebagai salah satu objek wisata di Palembang Jembatan Ampera selalu saja menawarkan kecantikannnya di siang hari dan  malam hari. Warna-warni cahaya lampu menyinari di ata jembatan sampai saat ini. Hingga ada pengunjung yang memanggilnya dengan nama jembatan Bosphorus karena dikelilingi air dan dekat masjid yang bersejarah di Turki.
Kemegahan jembatan Ampera yang super keren sempat membawa jembatan Ampera menjadi jembatan yang TOP karena dulu kala jembatan ini mampu menganggkat penghubung pertengahan saat kapal-kapal besar lewat dibawah jembatan.  Dengan kecanggihanya yang mampu seperti robot membuat jembatan ini mampu terngkat setinggi 44,50 meter.
Sangat disayangkan sekarang  jembatan ini hanya mampu berpungsi sebagai lalulintas . Sejak 1970 kecanggihannya telah terhapuskan.  Para pelancong hanya mampu merasakan sunrise dan sunset di tepi BKB Palembang tanpa harus melihat ia berubaah layaknya monster raksasa. Para wisatawan yang melancong ke Palembang saat ini hanya mampu  mendengarkan gemercik gelombang kecil yang keluar dari perpaduan antara air sunai yang bertemu dengan para kapal amupun ketek. Semburat senja menjemput wisatawan dengan tak bersahabat. Kemarau melanda penikmat  Jembatan Ampera dengan rasa udara yang tercium gerdang. Berjumpa dengan tumpukan sampah dan juga enceng gondok menjadi pembuyar para penikamat senja.
Jembatan Ampera bersahabat Enceng Gondok

0 komentar:

Posting Komentar

 

JEJAK DALAM KERTAS Template by Ipietoon Cute Blog Design