Pondok
Pesantren Ar Rahman yang berada di jalan
Tegal Binangun RT. 35 RW. 10 Plaju Darat Kecamatan Plaju menjadi satu-satunya
ponpes yang membina para pecandu narkoba di Sumatera Selatan yang ingin sadar.
Sejak
berdinya ponpes pada 28 Juli 2008 lalu pembangunan
ponpes ini telah bertujuan untuk menampung para pecandu narkoba yang ingin
sembuh. Di pusat Rehabilitasi Narkoba Ar Rahman bukan saja pendidikan yang di
berikan kepada santri tetapi segala bentuk pembinaan pembentukan nilai agama
pada diri dilakukan disana.
Setiap
harinya santri diajarkan nilai nilai agama. Pendekatan ini menjadi pendektan
yang paling utama. Sehingga, setiap harinya santri melakukan agenda rutin seperti sholat wajib berjama’ah, sholat
dhuha, diskusi agama, ceramah, seminar, dan setiap bulan ramadhan melaksanakan
sholat tarawih berjama’ah dan untuk
menjaga kebersihan diri setiap harinya melakukan kebersihan bersama.
Salah
satu konselor ponpes rehabilitasi narkoba Ar Rahman, Novizal berbagi cerita
sejarah berdirinya ponpes. Pertama kali di dirikan ponpes Ar Rahman oleh H.M.
Sukarman Dewhana Pimpinan Majelis Dzikir Al Furqon Palembang yang ingin adanya
bentuk nyata yang dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada orang –orang yang
ingin membersihkan hati.
Dengan
tekad pendiri ponpes yang sejak awal beridiri agar bisa membangun pondok
pesantre yang bisa menampung dan meberikan pelayanan konseling dan agama kepada
para korban narkoba. Ponpes Ar Rahman yang di bangun dalam komplek Ar Rahman,
yang terdiri Panti Rehabilitasi dn Sekolah Islam ini memilih Ar Rahman, karena
Ar Rhman memilki arti Yang Maha Pengasih, Sehingga setiap korban narkoba bisa
mendapatkan kasih sayang dan pelayanan yang baik untuk tetap sembuh.
Ketika
bersilaturahmi di komplek Ponpes Ar Rahman, kita akan melihat betapa Ponpes Ar
Rahman mengajak agar korban narkoba semangat untuk sembuh dengan berbagai plang
tulisan yang memotivasi. Salah satu plang yang berada di pintu masuk Ponpes
Rehablitasi narkoba ini ialah berikut ini.
“Kami bukan kotoran bantu dan beri
kesempatan kami untuk sadar”.
Ponpes
Ar Rahman saat ini menampung sebanyak 35
santri korban narkoba yang terdiri dari 34 orang laki-laki dan satu orang
perempuan. Jumlah ini didominasi oleh usia remaja.
Tiba
saat Sholat Adzan Ashar berkumandang, seluruh santri telah menunggu untuk
melaksankan sholat berjama’ah. Sholat berjama’aah menjadi aktivitas rutin yang
dilakukan setiap harinya di Ponpes Ar Rahman.Sebelum sholat Ashar para santri
membaca shalawat bersama barulah dilanjutkan dengan sholat ashar bersama.
Ada
nuansa berbeda yang membuat saya tidak ingin ketinggalan untuk mengikuti
aktivitas rutin yang dilakukan para korban narkoba ini.
Saat
selesai sholat berlangsung semua santri keluar mushola, dan duduk lesehan di
teras mushola dengan membaca surah-surah pendek seperti Al fatihah,Al- Kautsar,
Al- Kafirun, An-Nasr, Al-Ikhlas, Al Falaq dan An Nas dan sholawat.
Dan
aktivitas sore di tutup dengan membaca sepuluh filosopi kehidupan.
Yang
paling menarik dari kesepuluh filosopi ini adalah.ketika santri membacakan
filosopi pertama yaitu Dzikir kepada Allah. Inilah yang menjdi ciri utama dari
Ponpes Ar Rahman.
Kemudian
dilanjutkan filosofi kedua jujur pada Allah diri sendiri dan orang lain, yakin
bisa meninggalkan narkoba, mampu mengembangkan diri seoptimal mungkin, kasih
sayang dan menasehati, tidak putus usaha untuk selalu berdo’a agar sembuh dan
seterusnya.
Tidak
mudah untuk memberikan nilai-nialai agama kepada para santri yang menjalani
rehab karena harus melihat kondisi awal, keluhan yang terjadi dan psikologis
dari klien. Untuk membaikan suntikan nilai-nilai agama konselor harus melakukan
pendekatan yang baik.
Semoga
teman-teman yang belajar dan di ponpes rehabilitasi narkoba ini menjadi manusia
yang lebih baik dan dekat dengan Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar