Senin, 13 Oktober 2014

As History as Sugar

#Cerita Dibalik Nama 
   Senja mulai menghilang kini telah menyambut malam. Lelah berjalan sepasang suami istri yang merasakan ada yang berbeda pada hari itu. Entahlah, apa yang sedang pikirkan dari sepasang suami istri ini. Sontak saja mereka bedua merasa ada yang aneh. Bantin seorang suami akan selalu hadir dengan pikiran yang penuh dengan bayanangan sosok istri yang sangat dicintainya. Begitulah cinta, dia akan selalu merangkul dua raga yang berbeda. Dialah Sosok inspiratif yang selalu menyemangatiku. Waktu mulai merangkulku untuk terlahir di tanah Indonesia Bumi yan tercinta.
13 Mei 1994 silam merukapan hari pertamaku terlahir di dunia. Dengan rasa penuh suka cita aku terlahir sabagai sosok anak dari tanah Palembang. Sebuah kota yang terkenal dengan kisah pangeran Darussalam dan sejarahnya yang sangan entrik.  Berkisah dari sebuah waktu, aku terlahir pada pukul 1 malam di hari Jumat.
 Secercah hidup menghiasi perjalanan, membuat sebuah kisah menjadi suatu pengalaman. Sebuah nama akan selalu menghadirkan kisah hidup yang indah bagi sang pemiliknya Mellyani Lestari adalah sebuah nama yang diberikan oleh Guru besar dalam hidupku.Dialah kedua orang tuaku yang sangat ku sayangi. Ingat sekali mengapa kedua orang tuaku memberika nama tesebut.
Alasannya yaitu bahwa aku terlahir pada bulan Mei dan dilahirkan oleh seorang dokter yag bernama Ani di rumah sakit Budi Indah Palembang dan kata Lestari itu menandai bahwa ibu bapakku menyukai keindahan alam jad raya ini.Semasa kecil hidupku dihabiskan di desa yang sangat jauh dari kota. Desa Lingkis merupakan sebuah desa ang terletak di Kecamatan Jejawi Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Jauh dari keramain dan masih bercocok tanam merupakan seuatu pekerjaan yang sampai saat ini masih terjadi di Desaku.



#Education is Number One
Waktu telah mengantarkanku  pada kisah perjalanan yang sangat panjang. Kini delapan tahun sudah kulalui hidup sebagai seorang anak perantauan. Kisah perjalanan yang pertama sebagai anak perantauan aku habiskan saat menduduki sebagai  siswi di SMP Negeri  45 Palembang yang berlokasi di belakang Perpustakaan Daerah Palembang Jln. Lunjuk Jaya. Disinilah ku habiskan masa SMP ku. Sebagai  anak perantauan tidak pernah sekali aku merasakan sulit untuk beradaptasi. Walaupun  predikat sebagai anak kost tidak membuat aku serta merta untuk menjadi anak yang bebas.  Seperti biasa ku jalani hari-hari dengan seperti anak perantauan lainnya. Tidak ada yang berbeda dari sebelumnya .Tetapi, tumbuh dilingkungan yang  baru membuatku ekstra untuk beradaptasi bagaimana kebiasaan banyak orang saat tinggal di Kota. Selama itupun aku selalu belajar agar menjadi sosok siswi yang kuat hidup di tanah orang.
Tiga tahun kemudian setelah menamatkan di bangku SMP aku melajutkan sekolah di SMA PGRI 5 Palembang. Saat di masa SMA ini aku merasakan harus lebih ekstra untuk tetap tidak berteman dengan dunia yang lebih bebas.  Karena masa SMA adalah masa dimana seseorang akan mengetahui kemana hidupnya kelak setalah tamat. Masa-masa SMA telah berakhir dan aku harus memikirkan akan tetap melanjutkan untuk menimba ilmu ataupun berhenti belajar untuk bekerja. Kumantapkan diriku untuk malanjutkan pendidikan S1 kala itu. Dan akhirnya sampai saat ini predikat sebagai Mahasiswa Jurnalistik di kampus UIN Raden Fatah Palembang sedang kujalani. Jurnalis itu sangat asyik,cantik dan nyentrik dalam kehidupan.

#Mellyani itu Hak Patenku
Pertumbuhan teknologi saat ini semakin berkembang pesat. Tidak heran semua orang akan terasa Gaptek jika tidak mengikuti perkembangannya. Perkembangan teknologi pertama kali aku ikuti terjadi pada masa di bangku sekolah menengah pertama alias SMP saat itu semua orang telah mengenal Sosial media yang bernama Friendster termasuk diriku. Semakin hari Friendster berkurang dan beralih ke Sosial media yang bermana Facebook. Sejak dulu samapi sekarang akun Facebook yang aku miliki adalah Mellyani Lestari. Selain dunia Facebook yang sangat tren pada saat itu dan sampai sekarang saat ini adalah Twitter. Akupun mengikuti apa yang berkembang di kalangan remaja dengan membuat akun Twitter bernama @MellyaniLestari. Dan salah satu akun yang harus dimiliki semua orang agar bisa bertukar informasi secara formal itu Email termasuk diriku yang memiliki alamat email mellyanilestari13@gmail.com. Masih banyak lagi media sosal lainnya seperti Instragram yang bernama Mellyanilestari, Skype: mellyani.lestari dan akun blogger mellyanilestari.blogspot.com.

#Organisasi Itu Harus Meski Terlambat
Cerita perjalanan ekstrakulikuler atau organisasiku terbilang sedikit dan mungkin sangat sedikit. Saat waktu SD aku hanya mengikuti 2 ekstrakulikuler yaitu Pramuka dan Paskibraka. Waktu kelas  5 SD aku mengikuti perlombaan Pramuka hanya tingkat Kecamatan. Sama juga seperti Pramuka, Perlombaan Paskibrakapun hanya aku ikuti samapi tingkat Kecamatan. Sangat menyayangkan sekali masa  SMP tak ada satupun  ekstrakulikuler yang ku ikuti. Dan penyesalan yang yang terjadi hingga kini. Pada masa SMA dikriku hanya mengikuti ekstrakulikuler Teater. Sangat disayangkan sekali jika diingat kembali mengapa dulu masa-masa sekolahku hanya dihabiskan hanya untuk belajar tanpa berperan aktif sebagai siswa intra sekolah.
Waktu semakin berputar dan aku bulatkan tekadku untuk menjadi mahasiswa aktif saat sebagai mahasiswa baru. Beberapa organisasi kampus telah ku coba ikuti  seperti sekolah politik, LPT-Q, Lembaga Pers Mahasiswa dan Lembaga Bahasa al-Istirqo akhirnya tidak mampu bertahan lama. Beberapa kemudian aku kembali mencari orgaisasi yang menurutku cocok untuk bergabung dengannya dan Alhamdulillah samapi saat ini aku sangat senang saat bergabung dengan berberapa organisasi ini. Beberapa organisasi tersbebut adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan Jurnalistik dengan jabatan sebagai Ketua Departemen Kajian Ilmu Jurnalistik, Dewan Eksekutif Mahasiswa dengan jabatan sebagai anggota. Dan beberapa organisasi ekstra kampus seperti Rumah Zakat Palembang sebagai relawan dan Komunitas Peduli Kanker Anak dan Penyakit Kronis lainnya dengan jabatan sebagai relawan.

#Merantau is Success
Beberapa tahun telah memberikan sedikit pengalaman bagaimana menjadi seorang anak perantauan. Pada saat pertama sekali aku telah mampu tinngal sebagai anak kost di Jl. Demang 5 Demang Lebar Daun Palembang, dua tahun kemudian aku berpindah alamat di Jl. Lunjuk Jaya gang Tanjung Palembang. Jika di hitung perjalanan dari sisni menuju SMP ku pada saat itu kurang lebih 30 menit dengan berjalan kaki. Bagiku itu hal yang biasa mengitari jalan setapak saat itu. Walaupun terhitung lama dan sangat melelahkan tak membuatku menjadi seorang siswi yang terlambat. Aku selalu datang tepat waktu dan tidak pernah  terkena hukuman karena terlambat. Berselang satu tahun kemudian, aku kembali mencari suasana kost yang lebih enak lagi dan akhirnya kupilihlah rumah yang terletak di belakang sekolah Dasar Negeri 4 Palembang di Jl. Ogan. Betapa menyakitkan saat tidal di rumah ini. Pada suatu malam yang terlihat biasa-biasa saja ternyata turun hujan yang tidak begitu lebat. Namun, sangat menyedihkan saat di ingat kembali. Suatu ketika banjir melanda rumah yang aku dan adikku huni. Dalam posisi keadaan tertidur kami bergegas menyelamat barang-barang yang memang harus di selamatkan. Tidak lama kemudian air telah mencapai di dengkul orang dewasa. Pemburuan sampai pada Jl. Hulubalang 2 dan kemudian menjadi tempat tinggal selama satu tahun pada tahun 2013 yang lalu. Tidak berbeda dengan rumah yang lainnya rumah ini masih saja terlihat sangan tidak nyaman karena berada di sudut pemukiman sehingga terasa sangan terjal dan penuh dengan insektan yang begitu mengerikan. Namun, tak ada kebahagian jika tak diawali dengan kesedihan. Sepenggal cerita pahit dalam pemburuan rumah berakhir pada alam rumah Jl. Tanjung Rawo Musi 2 Palembang. Alamat rumah tersebut menjadi alamat rumahku yang sekarang dan merupakan pemburuan yang ke-6 selama merantau.  Ingat skali dengan syair Imam Syafii yng mengatakan merantaulah maka kamu akan “SUKSES”. Semoga akhir perantauan ini menghasilkan kesuksesan yang sesungguhnya. AMIINJ

#Pengalam itu Penting
Kini kusadari apalah guna mengenyem pendidikan tanpa bermanfaat bagi orang lain. Bermanfaat bagi orang lain adalah tujuan dalam menuntut ilmu. Ku hanya termenung di kursi terasku dan memikirkan kelak aku akan menjadi apa dan menjadi siapa dan akan kerja dimana. Selintas, beberapa bayangan mengitari pikiranku. Dan tersontak aku hanya mengucap pada diri. Sesungguhnya hidupku jangan hanya dihabiskan dalam renuangan. Beberapa pengalaman kerja yang pernah ku ikuti dan akhirnya tinggal 1 langkah lagi masih tetap saja keberuntungan belum berpihak pada diriku. Aku pernah mengikuti pemilihan announcer dan hanya mampu terpilih 20 besar di salah satu radio muda di kota Palembang. Rezeki dan keberuntungan itu hanya beda tipis. Ada yang berusaha dan akhirnya gagal karena belum rezekinya. Aku pernah terpilih sebagai contributor reporter  Radio RRI Palembang tepatnya pada Ferkuensi 91,6 FM (Pro2 Palembang). Satu bulan ku habiskan haanya untuk melaporkan kondisi lalu linta di ruas jalan kota Palembang. Selain itu juga aku pernah menjabat sebagai penyiar radio kampus (Radio Fatwa Kampus UIN raden Fatah Palembang). Kegiatan ini ku geluti pada saat duduk di semester 3. Bayang kekecewaan menhantui samapi saat ini karena nasib dari para penyir taka ada kabar hingga saat ini. Radio kampus yang terjadi hanyalah sebuah nama pada saat ini karena telah di boikot oleh pihak lain yang merebut secara paksa ferkuensinya. Beberapa bulan yang lalu aku mencoba mencari kesibukan menjadi seorang pekerjda dan akhirnya aku diterima sebagai asisten pembimbing  bimbel Kumon yang berlokasi di Jl. Inspektur Marzuki Pakjo Palembang  hingga saat ini.

#Seminar Siapa Takut?
Semuanya berawal dari ingin tahu dan akhirnya aku selalu ingin tahu dan harus lebih banyak berlajar agar tahu. Salah satu kegiatan yang hamper aku hadiri adalah seminar-seminar yang terbaca di madding kampus ataupun informasi dari teman-teman. Beberapa seminar yang pernah di kuti adalah Workshop Kamera Lubang Jarum  HMJ Jurnalistik IAIN RAden Fatah, Workshop Seputar Indonesia Goes to Campus, Peserta Diskusi Jurnalisme Hukum Oleh Universitas Sriwijaya Palembang, Peserta Pesantern Ramadhan Masjid Agung Palembang tahun 2013, Peserta Seminar Menulis Cerpen dan Dongeng. Selain menyukai seminar aku juga terkadang mengikuti lomba-loma yang menuerutku harus diikuti. Misalnya, mengikuti Lomba Bazar Campus Be Smart Entrepreneur Dinas Provisnsi Sumatera Selatan Tahun 2013, Kompetisi Penciptaan Karakter Lokal Indonesia Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2014, Peserta Focus Group Discussion oleh BNN Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014, Peserta Pemilihan Duta Mahasiswa GenRe Provinsi Suamtera Selatan Tahun 2014, Workshop Focusing Sumatera Mongabay Indonesia, Pembangunan Ekonomi Berbasis Inovasi Dalam Kerngka SIDa oleh Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Sumatera Selatan, Workshop Nasional Jurnalisme Blogger Lembaga Pers Mahasiswa IAIN Raden Fatah. Panitia Seminar Dream Book oleh Rumah Zakat. Dari semua yang diikuti menjadikan pengetahuanku semakin bertambah. Aku akan selalu belaja dan serba ingin tahu dalam suatu ilmu.

#Belajar Untuk Berprestasi
Sepenggal cerita kebahagian sedikit demi sedikit mendekat padaku.  Matahari yang dulunya tidak bercahaya kini telah mulai tampak menyinari seisi alam jagard raya. Semburat senyum diwajah ku tebarkan kepada siapa saja berharap ada kebahagian akan selalu hadir dalam jiwa. Namun, terasa sangant belum puas jika membaca kembali apa saja prestari yang pernah ku raih dari dulu hingga sekrang. Diantaranya relawan Diksar Terbaik Rumah Zakat Palembang Tahun 2013 dan terakhir juara Ranking 1 se-Kota Palembang Pada Pangung Kreasi Litbang IAIN Raden Fatah. Kelak akan kucerikan lebih panjang dan teak pernah habis prestasi yang kuraih. Amiin.

#Masa Pertemuan
Saat mendudkui semester 3 adalah masa mulai mempersiapkan semnata agar tetap dalam keadaan sebagai mahasiwa baru yang akan tumbuh menjadi mahasiswa yang lama tapi tetap aktif. Sangat menyedihkan pada semester 3 ini kami hanya mendapatkan 22 SKS. Tapi, semua tak menyurutkan kami semua untuk tetap semngat dalam menyelami dalamnya ilmu. Salah satu mata kuliah yang kami temu pada semester 3 ini adalah Etika dan Filsafat Komunikasi. Mata kuliah inilah menjadi awal anak Jurnalistik B angkatan 2012 mengenal Bapak Mifta Farid. Mata kuliah Etik dan Fislafat ini awal jadwalmya adalah pada hari selasa pukul 1 sisang dan kemudian diganti hari Jumat pukul 1 siang. Selama menjalani perkuliah pada mata kuliah ini kami merasakan adanya santai tatpi tetap serius.  Selain pada saat kuliah diriku melihat bapaksebagai MC dalam acara We Share We Care di Kambang Iwak pada hari Minggu bersama Komunitas KPKAPK (Komunitas Peduli Kanker Anak dan Penyakit Krosnis Lainnya).


 

0 komentar:

Posting Komentar

 

JEJAK DALAM KERTAS Template by Ipietoon Cute Blog Design