Senin, 13 Oktober 2014

Sahabat, masihkah kau disana?


Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Sebelumnya apa kabar Pembina?, maaf sekali aku telah lancang melayangkan surat ini kepada Engkau. Bukan maksudku untuk mengusik lelapnya Engkau tertidur, ataupun tenangnya Engkau bersanatai. Aku cuma ingin bercerita bagaimana semua kebahagianku dengan hadirnya sahabat-sahabat disekitarku. Negara boleh tegang tapi aku sangat bangga dengan rasa cinta antara aku dan sahabatku. Aku sadar, aku bukan orang yang pintar, bukan pula yang selalu benar. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri. Apa sih yang telah kuberikan untuk sahabtaku? Skill apa yang bisa ku bagikan untuk mereka? Bahasa apa yang bisa ku ajarkan untuk mereka. Uang??? Sungguh tidak. Kurasa akulah yang selalu menjadi beban mereka. Jujur kala langkahku terdiam, hal yang ku pikirkan adalah kapan aku bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi mereka.
Pembina yang Terhormat, Kekasih Allah yang memiliki sejuta sahabat. Maaf sekali air mata ku  sekarang berjatuhan. Aku bukannya sok melankolis tapi aku hanya ingin berbagi cerita yang sangat manis. Waktu telah mengenalkan aku dengan mereka. Aku tahu Engkaulah yang mempertemukanku dengan mereka. Jika ku hitung mungkin aku adalah orang yang super minus untuk jadi sepenggal cerita mereka. Tapi aku tahu mengapa Engkau menyatukan aku dengan sedikit kehidupan mereka.

Wahai, Pembina Sahabat yang sangat Bermartabat.  Sunguh aku ucapkan terimah kasih kepada Engaku. Dengan meraka aku belajar untuk dewasa, belajar untuk tak pernah marah. Aku tahu, sungguh aku bisa melihat gerak mereka yang marah pada ku. Matanya, suaranya, bahkan langkah kakinya bisa tergambar bahwa mereka sedang marah padaku. Atas keegoisanku. Tapi sangat hebatnya mereka tak pernag menunjukkan itu. Aku selalu membuat mereka kesal, membuat mereka jenuh karena semua keegoisanku, selalu ingin menang, selalu ingin benar, selalu ingin didengar. Tapi, tenang Pembina aku sekarang belajar untuk menjadi orang yang bermanfaat dan berusaha untuk mempertahankan harapan dikala ia mulai rapuh serat tersenyum dengan semnagat yang kuat.
Pembina Sahabat yang sangat Hebat, berjuta terimakasih sungguh aku ucapkan untuk Engkau karena telah menddengarkan ceritaku hari ini. semoga suaat saat nanti Pembina menjadi orang yang pertama akan kami ceritakan atas kesuksesan kami karena Engkau selalu mendengarkan curhatanku. Semoga semangat aku, kami dan mereka tetap kokoh.
  
Dari anggotamu (me) yang selalu Rindu kapada Pembina Sahabat “Kekasih Alllah”
Kemanapun dia melangkah, sekarang sampai kapanpun kau tetap ku panggil sahabat.


0 komentar:

Posting Komentar

 

JEJAK DALAM KERTAS Template by Ipietoon Cute Blog Design