Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Sebelumnya
apa kabar Pembina?, maaf sekali aku telah lancang melayangkan surat ini kepada
Engkau. Bukan maksudku untuk mengusik lelapnya Engkau tertidur, ataupun
tenangnya Engkau bersanatai. Aku cuma ingin bercerita bagaimana semua
kebahagianku dengan hadirnya sahabat-sahabat disekitarku. Negara boleh tegang
tapi aku sangat bangga dengan rasa cinta antara aku dan sahabatku. Aku sadar,
aku bukan orang yang pintar, bukan pula yang selalu benar. Kadang aku bertanya
pada diriku sendiri. Apa sih yang telah kuberikan untuk sahabtaku? Skill apa
yang bisa ku bagikan untuk mereka? Bahasa apa yang bisa ku ajarkan untuk
mereka. Uang??? Sungguh tidak. Kurasa akulah yang selalu menjadi beban mereka.
Jujur kala langkahku terdiam, hal yang ku pikirkan adalah kapan aku bisa
menjadi orang yang bermanfaat bagi mereka.
Pembina
yang Terhormat, Kekasih Allah yang memiliki sejuta sahabat. Maaf sekali air
mata ku sekarang berjatuhan. Aku bukannya sok melankolis tapi aku hanya
ingin berbagi cerita yang sangat manis. Waktu telah mengenalkan aku dengan
mereka. Aku tahu Engkaulah yang mempertemukanku dengan mereka. Jika ku hitung
mungkin aku adalah orang yang super minus untuk jadi sepenggal cerita mereka.
Tapi aku tahu mengapa Engkau menyatukan aku dengan sedikit kehidupan mereka.
Wahai,
Pembina Sahabat yang sangat Bermartabat. Sunguh aku ucapkan terimah kasih
kepada Engaku. Dengan meraka aku belajar untuk dewasa, belajar untuk tak pernah
marah. Aku tahu, sungguh aku bisa melihat gerak mereka yang marah pada ku.
Matanya, suaranya, bahkan langkah kakinya bisa tergambar bahwa mereka sedang
marah padaku. Atas keegoisanku. Tapi sangat hebatnya mereka tak pernag
menunjukkan itu. Aku selalu membuat mereka kesal, membuat mereka jenuh karena
semua keegoisanku, selalu ingin menang, selalu ingin benar, selalu ingin
didengar. Tapi, tenang Pembina aku sekarang belajar untuk menjadi orang yang bermanfaat
dan berusaha untuk mempertahankan harapan dikala ia mulai rapuh serat tersenyum
dengan semnagat yang kuat.
Pembina
Sahabat yang sangat Hebat, berjuta terimakasih sungguh aku ucapkan untuk Engkau
karena telah menddengarkan ceritaku hari ini. semoga suaat saat nanti Pembina
menjadi orang yang pertama akan kami ceritakan atas kesuksesan kami karena
Engkau selalu mendengarkan curhatanku. Semoga semangat aku, kami dan mereka
tetap kokoh.
Dari
anggotamu (me) yang selalu Rindu kapada Pembina Sahabat “Kekasih Alllah”
 |
| Kemanapun dia melangkah, sekarang sampai kapanpun kau tetap ku panggil sahabat. |